Thursday, 5 December 2013

Sejarah Perkembangan Arus Turbidit

            Pada tahun 1872 ketika Royal Society of London dan Navy Royal mengadakan Penelitian sertaeksplorasi dengan menggunakan kapal H.M.S. Challenger (1872-1876), menandai kelahiran modern eksplorasi laut dalam (Murray dan Renard, 1891). Dalam hal tahapan keilmuan Kuhn, Penelitian mengenai laut dalam yang dilakukan selama periode 1872-1948 merupakan tahapan pertama dari sebuah pengamatan yang dilakukan secara acak. Tahun 1948 mungkin dianggap sebagai suatu paradigma baru tentang konsep Turbidit sistem. Kongres Geologi Internasional ke 18
yang diadakan di London , Inggris pada tahun 1948, CI Migliorini membahas pembentukan graded bedding oleh arus densitas; Francis P. Shepard menunjukkan Foto-Foto bawah laut yang curam , dinding besar dari lembah bawah laut dan Phillip H. Kuenen membahas potensi erosi dari suatu arus densitas tinggi yang terbentuk pada lembah bawah laut. Hingga 1950, ketika kuenen dan migliorini (1950) mempublikasikan makalah mereka yang berjudul “Turbidity currents as a cause of graded bedding”, komunitas geologi pada umumnya percaya bahwa laut dalam adalah suatu tempat yang tenang dan bebas dari kegiatan suatu arus dimana hanya terjadi pengendapan serta akumulasi dari lempung pelagic (Friedman dan Sanders, 1997). Sejak 1950, pengendapan pasir Turbidit pada lingkungan laut dalam telah diterima secara global.
            Meskipun Walker (1973) dan Stow (1985), percaya bahwa dalam penelitian mengenai laut dalam dapat dicapai pada tahun 1950 dan tahun 1983 tapi menurut shanmugam periode tersebut masih dalam periode krisis. Dimana menurut Shanmugam, krisis ini dimulai ketika pentingnya pengaruh bottom currents/arus bawah laut diwujudkan pada akhir 1960-an. Pada 1980-an, pertanyaaan mendasar yang diajukan tentang Bouma Sequence, model kipas bawah laut dan skema Fasies Turbidit. Tahun 1990-an adalah periode evaluasi ulang dan ditinggalkannya model kipas bawah laut, perdebatan mengenai konsep High density Turbidity currents, Percobaan pada Sandy debris flow, reinterpretasi dari pasir masif Turbidit sebagai hasil dari Sandy debrites dan sikap skeptis terhadap penafsiran proses pengendapan yang terjadi menggunakan geometri seismik (Shanmugam, 2005).


1 comment:

  1. thanks gan buat infonya, visit blog ane gan bamsgeology.blogspot.com

    ReplyDelete