Tuesday, 19 June 2012

Gerakan Tanah


GERAKAN TANAH

Definisi
Ø Thornbury, 1954 : Proses akibat gaya gravitasi secara langsung.
Ø Rangers, 1975 : Proses yang terjadi dibawah pengaruh gravitasi tanpa adanya media transportasi / merupakan bagian dari turunnya lereng
Ø Purbo Hadiwijoyo, 1965 : Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, mendatar atau miring dari kedudukan semula yang terjadi apabila terdapat gangguan kesetimbangan massa pada saat itu.

 Faktor Penyebab Gerakan Tanah
(a). Geologis (morfologi, struktur, stratigrafi, jenis batuan, air  dll)
1.    Faktor morfologi yaitu: punggung bukit yang curam, melidah, retakan-retakan terbuka dalam tanah, batang pohon yang bengkok dll.
2.    Faktor struktur geologi : kekar dan sesar
3.    Faktor stratigrafi : Lapisan lunak terletak dibawah lapisan keras, adanya lensa-lensa pasir dsb.
4.    Faktor jenis batuan : batuan sedimen lebih mudah lapuk bila dibanding batuan beku.
5.    Faktor air: Air hujan yang masuk ke pori-pori/retakan batuan akan menambah berat massa batuan itu sendiri.
(b). Non geologis(budidaya manusia, akar tumbuh2an, gempa).
Sedangkan penyebab gerakan tanah ditinjau dari konsepsi faktor keamanan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu: Gambar : 2 Faktor2 penyebab gerakan tanah
1. Gangguan dalam
a.    Geometri lereng : suatu massa tanah /batuan memiliki harga batas ketahanan tertentu dalam membentuk suatu ukuran geometri lereng, sehingga penciri geometri lereng memiliki harga kritis.
b.   Batuan pembentuk lereng: Batuan atau massa tanah pembentuk lereng memiliki sifat fisik yaitu  berat isi, sifat mekanik yaitu kohesi, sudut geser dalam . Kedua sifat tersebut dipengaruhi oleh kadar air.

2. Gangguan luar
a.    Vegetasi yaitu dengan akarnya akan menambah sistem kekuatan lereng sedangkan pengaruh penambatan akan menambah beban yang berpengaruh terhadap kestabilan lereng.
b.   Gempa akan menyebabkan tergoncangnya permukaan tanah dan dapat sebagai pemicu terjadinya longsoran.
c.    Curah hujan dapat meningkatkan kadar air, penurunan kohesi dan sudut geser dalam maupun kenaikan berat isi tanah.(Gambar. 3-1) 

 Secara Mekanika
Proses longsoran suatu tebing dapat diuraikan sebagai berikut:
(a).  Pada massa tanah yang berada pada suatu lereng (tanah dengan permukaan miring) bekerja suatu gaya berat yang mendorong tanah untuk longsor.
(b).  Gaya dorong diatas ditahan oleh gaya gesek dan gaya lekat pada bidang singgung antara massa tanah yang diam dengan yang akan longsor.
(c).  Longsor akan terjadi apabila gaya pendorong lebih besar dari pada gaya penahan.
(d). Longsoran masa tanah akan mengikuti suatu bidang tertentu yang memberikan nilai perbandingan terbesar antara gaya pendorong dan gaya penahan longsor.
Berat massa tanah sebagai gaya pendorong dipengaruhi oleh:
(a). Semakin tinggi dan kemiringan tebing, gaya pendorongnya makin besar pula
(b). Berat volume tanah yang dipengaruhi oleh kadar air, makin besar pula berat dan volumenya dan makin besar pula gaya pendorongnya.
Sedangkan gaya penahan longsor dipengaruhi oleh:
(a). Sudut gesek tanah yang memberikan gaya gesek
(b). Kohesi tanah yang memberikan gaya lekat.
Besarnya sudut gesek dan kohesi tanah dipengaruhi oleh keberadaan air tanah air yang mengisi pori-pori tanah merenggangkan hubungan antara butir-butir tanah sehingga mengakibatkan turunnya sudut gesek dan kohesi tanah.
 Longsor itu terjadi dari lereng sungai yang terjal, dengan kemiringan lereng sekitar 70 derajat dari tanah lapuk yang meresap air akan bertambah berat, sehingga pada batuan dasar sebagai bidang gelincir dan tidak mampu menahan berat massa tanah tersebut kemudian akan terjadi longsor. Dengan terjadinya curah hujan yang tinggi menyebabkan tebing tanah pada tepi jalan maupun rumah akan menjadi rawan terhadap tanah longsor.
Berdasarkan penelitian terdahulu diketahui bahwa ada beberapa jenis karakter hujan sebagai pemicu, yaitu :
1.    Hujan tunggal dengan curah hujan tinggi
2.    Akumulasi beberapa hujan dengan curah total yang tinggi .
Faktor lain yang mempengaruhi terbentuknya kekuatan alam yang mendukung kejadian tanah longsor yaitu:
(a). Vegetasi
Vegetasi yang menutup permukaan lahan berpengaruh besar terhadap gerakan air yang berasal dari air hujan. Vegetasi ini akan memperlambat limpasan permukaan sehingga meninggalkan resapan air ke tanah dan mengurangi jumlah limpasan air di permukaan tanah. Adanya vegetasi juga akan meningkatkan proses pelapukan tanah menjadi lebih gembur juga banyak mengandung bahan organik. Jadi keberadaan vegetasi tersebut satu pihak menguntungkan karena dapat mengurangi erosi permukaan tanah dan banjir, juga di lain pihak pada lereng-lereng  yeng terjal justru memicu terjadinya longsor, karena berat tumbuhan tersebut akan menambah beban terhadap gaya pendorong longsoran.
(b). Gempa
Gempa yang berkekuatan tinggi bisa mengakibatkan saling terlepasnya butiran massa tanah, dan getaran gempa juga akan memicu untuk terjadinya peristiwa tanah longsor.
(c).  Campur tangan manusia
Aktifitas manusia yang merubah kondisi permukaan lahan, antara lain :
1.    Perlakukan terhadap vegetasi penutup lahan yang mengakibatkan peningkatan erosi.
2.    Pembangunan di permukaan lahan, yang mengakibatkan mengurangi peresapan air hujan ke dalam tanah .
3.    Pengolahan tanah, yang mengakibatkan peningkatan kerawanan tanah longsor
4.    Penambangan yang meninggalkan galian dengan tebing yang terjal.

Evaluasi Zona Geologi Teknik Untuk RUTR
Sesuai kebijaksanaan pemerintah melalui Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) evaluasi geologi teknik terhadap kawasan pengembangan daerah sesuai penggunaan lahannya sebagai berikut:

(a). Kawasan Pengembangan untuk Perdagangan  dan pemukiman
Kawasan ini berada pada Zona Geologi Teknik rendah dan menengah. Daerahnya merupakan dataran, daya dukung pondasi cukup tinggi, sejauh tidak diperuntukkan bagi bangunan berat terutama pada Zona Geologi Teknik Mengengah yaitu di daerah sekitar aliran sungai.

(b). Kawasan Pengembangan, Pendidikan, Perdagangan dan Industri
Kawasan ini berada pada Zona Geologi Teknik rendah dan Zona Geologi Menengah. Bagi kawasan Pengembangan Industri yang diperlukan adalah pertimbangan daya dukung pondasi, lempung mengembang dan masalah penurunan tanah, terutama di Zona Geologi Teknik Menengah, sehingga perlu rekayasa teknik dengan biaya agak tinggi. Demikian juga dengan Kawasan Pemukiman yang berada pada daerah yang bergelombang dengan kemiringan lereng antara 5 – 15 %, dengan kondisi batuan yang mudah runtuh, maka diperlukan penyelidikan geologi teknik rinci yang membutuhkan biaya cukup tinggi.

(c). Kawasan Pengembangan Pertanian Pangan
Kawasan ini berada pada Zona Geologi Teknik Rendah, Mengengah dan Tinggi. Kawasan Pengembangan bagi konserwasi alam dan lingkungan hidup/kawasan yang perlu dikembangkan berada pada Kawasan Zona Geologi Teknik Sangat Tinggi. Pada Kawasan Pengembangan Petanian Tanaman Pangan yang berada pada Zona Geologi Teknik Rendah, Mengengah dan tinggi, diperlukan pertimbangan pada jenis tanamannya. Pada Zona Geologi Teknik Tinggi jenis tanaman yang sesuai adalah pertanian lahan kering, karena pada daerah yang mempunyai kemiringan lereng yang agak terjal mudah terganggu kestabilannya. Kawasan pengembangan bagi konservasi alam dan lingkungan hidup pada dasarnya sudah sesuai pada zona Geologi Teknik  Sangat Tinggi, karena umumnya merupakan areal hutan dan kawasan lindung. Daerahnya berupa perbukitan dan pegunungan, sehingga kawasan ini dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata yang terbatas.

KONSTRUKSI  BANGUNAN  TEKNIK


Batuan merupakan syarat yang penting untuk memperkuat bangunan teknik, karena dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung bangunan tanah, penutup dari dinding bangunan, dasar landasan lapangan udara dan jalan, agregat beton dll. Beberapa hal yang mempengaruhi batuan sebagai dasar pondasi bangunan memjadi kurang baik yaitu akibat pengrusakan secara kimia atau fisik seperti: pelarutan, pelapukan, erosi, denudasi.

Tanah
Syarat kondisi tanah untuk bangunan teknik misalnya sebagai inti bendungan atau dasar pondasi as dam yaitu setelah mengalami prooses pemadatan sehingga bersifat keras, kompak dan padat, kekuatan tekan tinggi, tidak mudah mengalami pengembangan dan tidak lolos air. Kondisi tanah yang memenuhi syarat dan sifat-sifat tersebut dapat dicapai apabila mempunyai gradasi baik dengan lempung – pasir – krikil, pemadatan dengan baik dan bukan dari jenis lempung montmorilonit.

 Batuan
Kondisi batuan sebagai syarat utama untuk pilar, pondasi, bahan bangunan, harus mempunyai daya dukung dan kekuatan besar terhadap pengaruh luar seperti tekanan luar, cuaca, kikisan air atau gelombang, pengrusakan oleh kimia  dan fisik ialah :
Ø  jaringan tektur granular
Ø  berbutir mineral sedang sampai halus
Ø  terdiri dari mineral keras
Ø  sementasi kuat
Ø  batuan segar
Ø  struktur masif(tidak berlapis, tidak retak dan tidak berpori)
Ø  tidak mengandung kaca
Ø  tidak mengadung banyak zat organik
Ø  Batuan keras atau sangat keras dan tidak mengalami pengembangan
Ø  Derajat pelarutan dan permeabilitas terhadap air kecil.
Pada daerah rencana bangunan teknik tidak selalu dijumpai dalam kondisi alam yang cukup baik, maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan pondasi. Beberapa metode yang efektif untuk perbaikan pondasi pada batuan yang berpori besar, yaitu :
Ø dikupas diganti dengan tanah yang dipadatkan
Ø Dilakukan grouting (Injeksi air semen)
Ø Memasang selimut (Blanket)
Ø Membuat bangunan tambahan.

 Pembebanan Terhadap Bawah Tanah
(a). Beban Statis
Proyek-proyek sipil dapat dibagi dalam proyek konstruksi ringan (gedung bertingkat sampi 3, toko kecil dan bangunan kantor) dan berat (bangunan komplek industri, bendungan, pelabuhan). Massa tanah yang akan dibebani pondasi hendaknya memiliki sifat-sifat yang sedemikian rupa sehingga proyek bersangkutan dapat dibangun dengan aman dan ekonomis dan struktur yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai mana yang diharapkan.
Sebuah bangunan akan menimbulkan sebuah beban tertentu terhadap bawah tanah dan volume tanah tertentu akan mengalami tegangan tergantung dari beban pikul dan luas pondasinya. Pada tekanan sama, berlaku keadaan dimana semakin besar bidang pondasi, semakin dalam pula zona tanah yang menerima tegangan dan semakin berkurang sejalan dengan besarnya jarak sampai pada pondasi.(Gb.5 - 1). Akibat dari terjadingnya tegangan di dalam bawah tanah, maka akan timbul suatu deformasi(perubahan bentuk) dan akan mengakibatkan penurunan (settlement) tertentu terhadap bangunan yang bersangkutan. Besarnya penurunan maksimal yang dialami sebesar beban pikul.

5.4. Pondasi
Pondasi adalah sebagian bangunan bawah tanah dan daerah tanah/batuan yang berdekatan yang akan dipengaruhi kedua elemen bagian bangunan bawah tanah maupun beban-bebannya. Seorang ahli pondasi harus memikirkan bagian-bagian konstruksi  yang mempengaruhi pemindahan beban dari bagian bangunan atas tanah ke tanah sehingga stabilitas tanah yang dihasilkan dan deformasi yang diperkirakan masih dapat di ijinkan .
Beberapa pertimbangan praktis tentang pengetahuan teknik pondasi:
-  Intergrasi visuil  dari bukti geologis disuatu tempat dengan suatu data pengujian lapangan yang memadai dan program pengujian laboratorium
-  Menetapkan eksplorasi lapangan yang memadai dan program pengujian laboratorium
-  Merencanakan elemen-elemen bagian bangunan supaya dapat dibangun se ekonomis mungkin
-  Pengetahuan akan metode konstruksi praktis dan toleransi konstruksi yang kemungkinan besar akan didapatkan.


BENDUNGAN DAN GROUTING

 BENDUNGAN
Bendungan adalah suatu bangunan melintang sungai yang dipakai untuk memenuhi salah satu atau lebih tujuan seperti : irigasi, PLTA, pengendalian banjir, air minum & industri, obyek pariwisata, olah raga, perikanan dll.
Bangunan bendungan adalah suatu massa material dalam jumlah besar diatas sebuah tempat yang luasnya terbatas, sehingga akan terjadi tekanan beban yang sangat besar terhadap bawah tanah. Sebuah bendungan selalu dibangun di sebuah lembah dan dampak destrutif dari air dalam sediment terhadap pondasi/bendungan, akan mengakibatkan erosi, kebocoran, bahkan dapat terjadi runtuhnya bangunan tersebut.
Bendungan dapat di klasifikasikan sebagai sebuah struktur yang menyangga sebuah sedimen yang kedap air yang berfunsi untuk mempertahankan tinggi muka air. Bendungan dapat dibagi menjadi beberapa tipe antara lain berdasarkan :
1.    Ukuran
a.     Bendungan besar(tingginya > 10 m, panjang > 500 m, kapasitas > 1 juta m3 dan debit banjir maks > 2000 m3/det.
b.    Bendungan kecil (tidak termasuk kriteria  a)
2.    Tujuan Pembangunan
a.           Tunggal, misalnya hanya untuk PLTA
b.    Serbaguna (beberapa tujuan : PLTA, irigasi, pariwisata , air minum dll.)
3.    Penggunaannya
a.             Waduk (menyimpan air)
b.    Pembelok air(agar permukaan air lebih tinggi sehingga dapat mengalir kedalam saluran irigasi/air)
c.            Memperlambat jalannya air (mencegah terjadinya banjir)
4.    Jalannya air
a.            Bangunan pelimpah
b.    Menahan air(pengendalian banjir, air minum & industri, lingkungan).
5.    Konstruksi
a.    Bendungan Urugan(homogen, ber-lapis2, batu degan lap.kedap air didepan)
b.    Bendungan Beton(gravity dams, Buttress dams, arch dams, mix type dams)
c.            Bendungan kayu, besi, pasangan batu.

6.    Fungsinya
a.            Bendungan Pengelak pendahuluan & Pengelak(Coffer Dams)
b.    Bendungan Utama (Main Dams)
c.            Bendungan Sisi ( High Level Dams)
d.   Bendungan Sadel (Saddle Dams)
e.            Tanggul (Dyke, Levee)
f.             Bendungan Limbah Industri(Tailing Dams)
Sebuah bendungan menuntut sejumlah persyaratan khusus terhadap pondasi dan bagian bahu (abutments). Bendungan Urugan dibangun pada tempat-tempat yang bawah tanahnya dapat mengalami penurunan yang sangat besar atau deferensial. Bendungan urugan bersifat fleksibel dan bisa mengalami deformasi tanpa patah.
Bendungan beton adalah struktur-struktur besar yang membalikan gaya momen dan gaya geser. Pondasi yang terbuat dari batuan harus berada maksimal 10 meter dibawah permukaan tanah. Sumbu sebuah bendunan dapat berbentuk lurus atau sedikit melengkung ke arah hulu. Sebuah bendungan dari jenis penopang terdiri dari suatu lapisan penutup dari beton bertulang yang melereng ke arah hulu. Pondasinya diperlukan batuan berkualitas baik (batuan beku daya pikul minimal  2-3 Mpa).
Faktor-faktor geologis yang berpengaruh terhadap rencana bendungan urugan adalah :
-kekuatan dan permeabilitas dari kontak antara bendungan dan pondasi
-kekuatan , kompresibilitas dan permeabilitas dari massa tanah pondasi
-berbagai sifat fisis dari material diding bahu
-kesediaan, kegunaan dan biaya transportasi material untuk konstruksi.
Faktor-faktor geologis yang menentukan pilihan suatu bendungan tipe beton adalah:
-  Pondasi dan dinding bahu harus berkualitas baik.
-  Massa pondasi harus mampu menahan tegangan geser dan tidak menunjukkan penurunan deferensial.
-  Material batuan didalam massa tanah harus tahan terhadap pelapukan, erosi & pelarutan.
-  Batuan ditempat pembangunan harus kedap air, baik untuk bangunan berbagai fasilitas.(terwongan, pelimpah dll).

Berbagai gaya yang bekerja terhadap sebuah bendungan adalah :

1.    Gaya statis
a.    Vertikal : massa bendungan, air& sedimen dan gaya keatas bawah air
b.    Horizontal : tekanan lateral air + ediment, tekanan pori-pori.

2. Gaya dinamis : Aksi gelombang oleh air di dalam reservoir, banjir, goncangan oleh gempa. Jarang sebuah bendungan jebol karena kesalahan konstruksi, biasanya masalahnya terletak dalam situasi gelogis.
-     Bendungan beton dapat menggelincir di sambungan antara bendungan dengan pondasi atau antara beton dengan batuan kurang baik. Pencegahannya: permukaan batuan dibuat kasar, pengankeran pada bagian-bagian yang kurang stabil pada bawah tanah yang stabil.
-     Air sering mengakibatkan gaya angkat, pemusatan tekanan di dalam beberapa diskontinuitas yang orientasinya tidak menguntungkan. Pencegahannya : Grouting semen, mengeringkan lubang-lubang.

 GROUTING
Batuan merupakan syarat penting untuk memperkuat pondasi suatu bangunan  teknik, karena dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung bendungan tanah, penutup dari dinding bangunan, dasar lapangan udara dan jalan, agregat beton dll. Beberapa hal yang dapat mengakibatkan batuan tersebut menjadi kurang baik sebagai pondasi karena adanya proses alam secara fisik maupun kimia. Kalau persyaratan lainnya memenuhi untuk didirikan suatu bangunan teknik, tetapi kondisi batuan kurang baik, maka dapat dilakukan perbaikan pondasi bendung (Gambar 6-1) dengan metode injeksi air sement (Gambar 6-2)
Menurut jenisnya cairan grouting yang dipakai terdiri dari :
1.                         Cement grouting
2.                         Mortar grouting
3.                         Chemical grouting
4.                         Aspal grouting

Istilah dalam pelaksanaan grouting
1. Grout adalah campuran semen dengan air yang diinjeksikan kedalam batuan agar terjadi penggabungan antara agregat butiran tanah dan batuan hingga struktur dan tektur batuan menjadi stabil, keras, padat, kekuatan tekan tinggi dan mengurangi permeabilitas batuan dalam pondasi.
2. Section adalah bagian dari contoh perbaikan grouting sampai seluruh kedalaman perbaikan batuan.
3. Zone adalah suatu bagian dari kedalaman dalam pelaksanaan grouting pressure untuk perbaikan pondasi. Kadang-kadang dalam satu lubang bor digunakan satu zona atau lebih.
4. Stage adalah batas kedalaman tertentu dari lubang bor  untuk menginjeksi cairan semen dan air ke dalam tubuh batuan.
Berdasarkan macam tujuan dan kegunaannya cairan grouting terdiri dari atas :
1. Curtain grouting (Grouting tirai) adalah bertujuan membentuk dinding atau tirai yang kedap air di dalam tubuh batuan dan berfungsi sebagai pondasi umumnya sebuah bendungan agar dapat menahan tekanan dan rembesan air, memperkuat dasar pondasi  bendungan.
2. Backfill grouting bertujuan mengisi rongga-rongga diantara formasi batuan dengan beton, seperti yang terdapat dalam pembuatan terowongan dan lainnya.
3. Blanket grouting bertujuan untuk membuat lapisan batuan menjadi kedap air  sehingga lapisan batuan yang terdapat di bawahnya dapat terhindar atau terlindung dari rembesan dan bcoran air.
4. Contact grouting adalah bertujuan mengisi rongga antara beton dengan batuan(terowongan).
5. Consolidation grouting bertujuan menambah kapasitas daya tahan batuan terhadap beban di atasnya.
6. Pype system grouting bertujuan menyubat sistem rangkaian pipa yang digunakan untuk pendingin conrete atau sistem pipa yang di pasang pada concrete yang digunakan untuk contack grouting.
7. Rimb grouting bertujuan untuk membuat dinding kedap air yang berada di kanan dan kiri tubuh bendungan.
8. Clas grouting bertujuan untuk menutup batuan dasar pondasi yang berupa batulempung agar terhindar dari pengaruh cuaca.
Beberapa cara perbaikan dasar pondasi bendungan yang relatif murah dan baik,  apabila batuan dasar terdiri dari batupasir berpori besar adalah dengan beberapa cara untuk mengatasi antara lain :

Campuran Grouting
Banyak material yang dapat digunakan campuran grout, untuk mendapatkan cairan grouting yang sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki. Maksud penambahan material seperti : bentonit, rockflour, alluminium powder, Calsium klorida kedalam semen grouting sebetulnya adalah menambah biaya grouting, akan tetapi hasil yang dicapai jauh lebih baik, karena dalam beberapa hal seperti adanya struktur di dalam tubuh batuan yang tidak dapat di injeksi dengan hanya memakai semen grouting. Disamping itu biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai masih menguntungkan.
Fungsi masing-masing material  adalah :
1.    Mempercepat terjadinya pembekuan (Calsium Klorida, Lumnite)
2.    Melumasi (lumbrikan) biasanya ditambah rockflour.
3.    Penghambat (retarders) atau memperlambat(setting time) dengan campuran : rockflour, sdium tannate, gipsum.
Menambah kekentalan atau mengurangi penyusutan.adalah ditambah aluminium powder.  






No comments:

Post a Comment