Wednesday, 8 February 2012

TUGAS PKM


A.    JUDUL PROGRAM
PERAN MAHASISWA GEOLOGI DALAM SOSIALISASI DAN MITIGASI DAMPAK ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 DALAM RADIUS 20 KM DI YOGYAKARTA

B.     LATAR BELAKANG

            Gunung merapi (ketinggian puncak 2.986 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah pulau jaewa dan merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia.Lereng sisi selatan berada dalam administrasi kabupaten seleman , Daerah Istemewa Yogyakarta,
dan sisanya berada dalam Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara.Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
            Gunung ini sangat berbahaya karena menurut cacatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan di kelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.Kota Mgelang dan Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak dibawah 30 km dari puncaknya. Dilereng nya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Olehkarena tingkat kepentingan ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade ini. ( Decade Volcanoes).
            Erupsi Gunung merapi merupakan salah satu bencana alam yang bila terjadi akibatnya sangat fatal bagi kehidupan makluk hidup terutama manusia. Hal ini dikarenakan bnyak sekali memakan korban, sehingga sangat perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah dan orang-orang yang terkait untuk memberikan suatu kontribusi terhadap daerah yang terkena daerah yang terkena dampaknya. Sehingga dapat mengurangi korban jiwa bila nantinya akan terjadi kembali. Untuk hal ini perlu adanya sosialisasi atau mitigasi bencana tentang erupsi Gunung Merapi. Sehingga wacana seperti ini dapat menjadi suatu batu loncatan untuk kesejahteraan masyarakat dan sebagi contoh bagi masyarakat awam.


C.    PERUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan dirumuskan oleh peneliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah penyebab erupsi dalam radius 20 km
2.      Bagaimana akibatnya daerah yang terkena erupsi gunung merapi
3.      Bagaimana solusi penanganan gunung api
4.      Bagaimana standar prosedur pelaksanaan evakuasi gunung api


D.    TUJUAN PROGRAM
Adapun tujuan dari kegiatan program ini adalah :
1.      Mengetahui mekanisme terjadinya erupsi gunung merapi
2.      Mengetahui dampak/resiko daerah yang terkena erupsi merapi
3.      Mengetahui prosedur evakuasi ketika erupsi terjadi
4.      Mengetahui prosedur evakuasi ketika saat terjadi erupsi


E.     LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dalam kegiatan sosialisasi ini, metode yang dilaksanakan diharapkan mudah dimengerti oleh masyarakat setempat. Dimana samapai  radius 20 km merupakan salah satu wilayah yang mengalami dampak erupsi merapi yang terjadi pada 26 Oktober 2010 sangat parah. Untuk memberikan gambaran dan mekanisme yang harus dilakukan apabila erupsi merapi serupa kembali melanda daerah yang sama maka solusi yang tepat adalah dengan mengenalkan erupsi tersebut.
Dengan mengenalkan erupsi dan mekanisme apa yang harus dilakukan ketika erupsi terjadi maka diharapkan masyarakat daerah setempat dapat mengetahui dampak yang terjadi,solusi maupun prosedur evakuasi macam apa yang harus mereka lakukan ketika erupsi merapi  kembali melanda daerah mereka. Untuk menunjang upaya tersebut, pelaksana akan membuat sebuah visualisasi berupa gambar-gambar maupun poster-poster yang nantinya akan diletakkan di seputar Gunung Merapi. Selain itu, pada saat presentasi akan ditampilkan Peta Zonasi Bencana.


F.     KEGUNAAN
Kegiatan ini diharapkan menghasilkan pengetahuan tentang proses terjadinya erupsi merapi, dampak dari erupsi , sehingga nantinya dapat diketahui pola erupsi di daerah sosialisasi untuk pengembangan ilmu dan teknologi dalam bidang Geologi.
Sosialisasi ini diharapkan menghasilkan masyarakat yang paham tentang gunung merapi, dampak yang terjadi dan penanganan yang sesuai sehingga masyarakat diharapkan tetap tenang ketika menghadapi bencana gunung merapi.


G.    TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan sejarah, Gunung Merapi mulai tampil sebagai gunung api sejak tahun 1006, ketika itu tercatat sebagai letusannya yang pertama (Data Dasar Guungapi Indonesia, 1979). Sampai Letusan Februari 2001, sudah tercatat meletus sebanyak 82 kejadian. Secara rata-rata Merapi meletus dalam siklus pendek yang terjadi setiap antara 2 – 5 tahun, sedangkan siklus menengah setiap 5 – 7 tahun. Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami istirahat selama >30 tahun, terutama pada masa awal keberadaannya sebagai gunungapi. Memasuki abad 16 catatan kegiatan Merapi mulai kontinyu dan terlihat bahwa, siklus terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda antara tahun 1587 dan kegiatan 1658.
Eropsi Gunung Merapi selalu dilalui dengan proses yang panjang yang dimulai dengan pembentukan kubah, guguran lava pijar, awanpanas yang secara definisi
sesungguhnya awal dari erupsi tipe efusif. Di bawah ini ditampilkan tabel yang memuat waktu letusan dan lamanya letusan tersebut yang dihitung sejak masa awal proses erupsi hingga letusan puncak secara menyeluruh

Tabel 1. Daftar masa letusan, lamanya kegiatan, dan masa istirahat Gunung Merapi
sejak tahun 1871 (Suparto S. Siswowidjojo, 1997, disempurnakan)

Tahun
Kegiatan
Lamanya
Kegiatan (tahun)
Masa Istirahat/
Lama Istirahat (tahun)

Waktu Letusan Puncak
 1871-1872 (*)
1878-1879
1882-1885
1886-1888
1890-1891
1892-1894
1898-1899
1900-1907
1908-1913
1914-1915
1917-1918
1920-1924 (*)
1930-1935 (*)
1939-1940
1942-1943
1948-1949
1953-1954 (*)
1956-1957
1960-1962
1967-1969 (*)
1972-1974
1975-1985
1986-1987
1992-1993
1993-1994
1996-1997
1998
2000-2001
1
1
3
3
1
2
1
7
5
1
1
4
5
1
1
1
1
1
2
2
2
10
1
1
1
1
1 bln
1
1872-1878/6
1878-1881/3
1885-1886/1
1888-1890/2
1891-1892/1
1894-1898/4
1899-1900/1
1907-1908/1
1913-1914/1
1915-1917/2
1918-1920/2
1924-1930/6
1935-1939/4
1940-1942/2
1943-1948/5
1949-1953/4
1954-1956/2
1957-1960/3
1962-1967/5
1969-1972/3
1974-1975/1
1985-1986/7
1986-1987/1
1987-1992/5
1993/5 bln
1994-1996/2
1997-1998/1
1998-2000/2
15 April 1872
Dalam tahun 1879
Januari 1883
Dalam tahun 1885
Agustus 1891
Oktober 1894
Dalam tahun 1898
Terjadi tiap tahun
Dalam tahun 1909
Maret-Mei 1915

Februari, April 1922
18 Des ’30, 27 Apr’34
23 Des.’39, 24 Jan’40
Juni 1942
29 September 1948
18 Januari 1954
3 Januari 1953
8 Mei 1961
8 Januari 1969
13 Desember 1972
15 Juni 1984
10 Oktober 1986
2 Februari 1992
22 November 1994
14,17 Januari 1997
11,19 Juli 1998
10 Februari 2001
Referensai Utama Direktorat Vulkanologi Data Dasar Gunung api Indonesia 1979, B. Voight, R.Sukhyar dan A.D. Wirakusumah Journal of volcanology and geothermal research Volume 100, 2000,  J.A. Katili, Suparto S. Pemantauan Gunungapi di Indonesia dan Filipina, 1995


Peta Kawasasn Rawan Bencana Gunung Merapi














Karakter dan Gejala Letusan
Sejak awal sejarah letusan Gunung Merapi sudah tercatat bahwa tipe letusannya adalah pertumbuhan kubah lava kemudian gugur dan menghasilkan awanpanas guguran yang dikenal dengan Tipe Merapi (Merapi Type). Kejadiannya adalah kubahlava yang tumbuh di puncak dalam suatu waktu karena posisinya tidak stabil atau terdesak oleh magma dari dalam dan runtuh yang diikuti oleh guguran lava pijar. Dalam volume besar akan berubah menjadi awanpanas guguran (rock avalance), atau penduduk sekitar Merapi mengenalnya dengan sebutan wedhus gembel, berupa campuran material berukuran debu hingga blok bersuhu tinggi (>700oC) dalam terjangan turbulensi meluncur dengan kecepatan tinggi (100 km/jam) ke dalam lembah. Puncak letusan umumnya berupa penghancuran kubah yang didahului dengan letusan eksplosif disertai awanpanas guguran akibat hancurnya kubah. Secara bertahap, akan terbentuk kubahlava yang baru.

Hartman (1935) membuat simpulan tentang siklus letusan Gunung Merapi dalam 4 kronologi yaitu:
Kronologi 1.
Diawali dengan satu letusan kecil sebagai ektrusi lava. Fase utama berupa pembentukan kubahlava hingga mencapai volume besar kemudian berhenti. Siklus ini berakhir dengan proses guguran lava pijar yang berasal dari kubah yang terkadang disertai dengan awanpanas kecil yang berlangsung hingga bulanan.
Kronologi 2.
Kubahlava sudah sudah terbentuk sebelumnya di puncak. Fase utama berupa letusan bertipe vulkanian dan menghancurkan kubah yang ada dan menghasilkan awanpanas. Kronologi 2 ini berakhir dengan tumbuhnya kubah yang baru. Kubah yang baru tersebut menerobos tempat lain di puncak atau sekitar puncak atau tumbuh pada bekas kubah yang dilongsorkan sebelumnya.
Kronologi 3.
Mirip dengan kronologi 2, yang membedakan adalah tidak terdapat kubah di puncak, tetapi kawah tersumbat. Akibatnya fase utama terjadi dengan letusan vulkanian disertai dengan awanpanas besar (tipe St. Vincent ?). Sebagai fase akhir akan terbentu kubah yang baru.
Kronologi 4.
Diawali dengan letusan kecil dan berlanjut dengan terbentuknya sumbatlava sebagai fase utama yang diikuti dengan letusan vertikal yang besar disertai awanpanas dan asap letusan yang tinggi yang merupakan fase yang terakhir. Pada kenyataannya, terutama sejak dilakukan pemantauan yang teliti yang dimulai dalam tahun 1984, batasan setiap kronologi tersebut sering tidak jelas bahkan bisa jadi dalam satu siklus letusan berlangsung dua kronologi secara bersamaan, seperti pada Letusan 1984.
Seiring dengan perkembangan teknologi, sejak 1984 ketika sinyal data dapat dikirim melalui pemancar radio (radio telemetry) sistem tersebut mulai dipergunakan dalam mengamati aktivitas gunungapi di Indonesia, termasuk di Gunung Merapi. Dan sejak saat itu gejala awal letusan lebih akurat karena semua sensor dapat ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat kegiatan tergantung kekuatan pemancar yang dipergunakan, secara normal dapat menjangkau hingga jarak antara 25 – 40 km.
Hampir setiap letusan Gunung Merapi, terutama sejak diamati dengan seksama yang dimulai tahun 80-an, selalu diawali dengan gejala yang jelas. Secara umum peningkatan kegiatan lazimnya diawali dengan terekamnya gempabumi vulkanik-dalam (tipe A) disusul kemudian munculnya gempa vulkanik-dangkal (tipe B) sebagai realisasi migrasinya fluida ke arah permukaan. Ketika kubah mulai terbentuk, gempa fase banyak (MP) mulai terekam diikuti dengan makin besarnya jumlah gempa guguran akibat meningkatnya guguran lava. Dalam kondisi demikian, tubuh Merapi mulai terdesak dan mengembang yang dimonitor dengan pengamatan deformasi.
Sebagai contoh kasus, berikut ini ditampilkan secara lengkap hasil rekaman seismograf dan tiltmeter yang memonitor kegiatan vulkanik Gunung Merapi pada Kegiatan 2000 2001.

H.    METODE PELAKSANAAN
Metodologi yang dipergunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan pemberian visualisasi animasi atau penyuluhan langsung tentang mekanisme erupsi gunung merapi  dan dinamikanya kepada warga di sekitar radius 20 km. Ceramah dilanjutkan dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab agar warga mudah memahami materi yang disampaikan.
           
                       
I.       JADWAL KEGIATAN

Tabel 2. Jadwal Kegiatan
No.
Uraian Kegiatan
Bulan I
Bulan II
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Survei Awal dan Tinjauan Lapangan









Survei daerah sosialisasi









Pengamatan geologi daerah setempat


2
Pengumpulan Data Sekunder









Peta Rupa Bumi, Peta Topografi, Tinjauan Pustaka, Geologi Regional dan lain-lain.










3
Perizinan Tempat









Membuat Surat Izin Melaksanakan Kegiatan Sosialisasi









4
Pembuatan Laporan Sementara









Pembuatan Bahan Seminar








5
Revisi dan Interpretasi Laporan Sementara









Konsultasi dengan para ahli dan dosen pembimbing.









6
Penyelesaian Laporan Akhir









Perbaikan laporan setelah revisi









Pembuatan bahan seminar akhir

Pembuatan Poster dan Gambar-gambar
7
Publikasi dan Presentasi









Memperbanyak Laporan









Sosialisasi kepada masyarakat setempat
8
Pengumpulan Laporan Akhir









J.      RANCANGAN BIAYA
Tabel 3. Peralatan Penunjang PKM
No.
Uraian
Jumlah
Harga Satuan
Jumlah
(Rp)
(Rp)
1.
Sewa Peralatan Lapangan : kompas geologi, palu geologi, GPS                     (1 paket x 3 hari)
1 paket
50,000
150,000
2.
Pengadaan Peta


400,000



Sub total : 
550,000
Tabel 4. Perjalanan dan Akomodasi
No.
Uraian
Hari
Harga Satuan
Jumlah
(Rp)
(Rp)
1.
Tinjauan Lapangan
1
600,000
600,000
2.
Sewa Mobil + Supir (Survey Detail)
3
350,000
1,050,000
3.
BBM
3
100,000
300,000
4.
Penginapan (5 orang x 3 hari x 100.000)
2
500,000
1,000,000
5.
Akomodasi ( 5 orang x 1hari x 50.000)
3
60,000
900,000



Sub total : 
3,850,000



Tabel 5. Lain-lain

No.
Uraian
Jumlah
Harga Satuan
Jumlah

(Rp)
(Rp)

1.
Pembuatan Laporan
7 hari
100,000
700,000

(konsumsi : 4orang x 7 x 25.000)

2.
Penggandaan laporan

300,000
300,000

3.
Cartridge
2
250,000
500,000

4.
Flashdisk 4gb
2
150,000
300,000

5.
Memory card kamera
1
250,000
200,000

6.
Kertas HVS
1 rim
50,000
50,000

7.
Sewa LCD Projector + layar (2hari)
1 paket
500,000
1000,000

8.
Sewa Sound System (2hari)
1 paket
250,000
500,000

9.
Biaya tak terduga


1,000,000
















Sub total : 
4,550,000



Tabel 5. Rekapitulasi

No.
Uraian
Jumlah

(Rp)

1.
Peralatan Penunjang PKM


550,000

2.
Perjalanan dan Akomodasi


3,850,000

3.
Lain - lain


4,550,000










Total : 
Rp.8,950,000


K.    DAFTAR PUSTAKA

Karakteristik Gunungapi, 2000, BPPTK
Buletin Merapi, EDISI XX/2010


L.     LAMPIRAN

No comments:

Post a Comment