Thursday, 28 November 2013

LINGKUNGAN PENGENDAPAN??

Definisi :

Sebagai suatu tempat, dimana sedimen itu terakumulasi, yang mempunyai kondisi fisis, kimia dan biologis yang mencirikan keadaan yang khas dari tempat pengendapan tersebut (RIGBY dan HAMBLIN, 1972).

Kenampakan Lingkungan Pengendapan :

Penentuan lingkungan pengendapan dari suatu tubuh batuan, dapat dilakukan dengan melihat sifat-sifat khas dari batuan, yang mana akan mencirikan kondisi pada saat sedimen itu terbentuk.

Menurut RIGBY dan HAMBLIN (1972), sifat-sifat tersebut meliputi :
a.    Sifat Fisis, misalnya :
-       struktur besar dari perlapisan
-       kontak dengan lapisan di atas dan di bawahnya
-       struktur kecil yang mencirikan, seperti : flute cast, gelembur gelombang.
-       tekstur batuan
-       orientasi butir.
b.    Sifat Kimia, misalnya :
-       macam batuan, seperti : batugamping, batupasir.
-       kandungan mineral tertentu yang dapat untuk penentuan lingkungan, terutama mineral autigenik.
-       perbandingan unsur-unsur tertentu, misalnya : Ca dan Mg.
-       Kandungan  kimia dari organisme yang sering mengalami pelarutan setelah terendapkan.
-       Konsentrasi nodule batugamping pada dasar pulau penghalang, serta pada tubuh pasir kwarsa, yang dihasilkan dari pengendapan CaCO3 dari pencucian cangkang organisme.

c.    Sifat Biologis, misalnya :
-       kelimpahan flora dan fauna.
-       Perbandingan masing-masing jenis, baik flora maupun fauna.
-       Adanya gejala perpindahan dan percampuran fauna.
-       Flora dan fauna penunjuk lingkungan.

Faktor yang Berpengaruh dalam Lingkungan Pengendapan :
Menurut BLATT et al (1972) :
1.    Kedalaman air
Kedalaman air disini penting, karena beberapa organisme dalam hidupnya sangat dipengaruhi oleh kedalaman air, seperti : koral, algae. Kedalaman air kadang-kadang memberikan kenampakan yang khas, dengan melihat kenampakan dapat diketahui kedalaman dari batuan pada saat diendapkan, kenampakan tersebut misalnya :
a.  Cut and Fill Structures”, dan perlapisan silang siur, yang menunjukkan di daerah tersebut ada arus dan gelombang.
b.  Mud Crack”, yang menunjukkan daerah tersebut tersigkap pada atmosfer.
c.   Beberapa jenis “Trail and Burrow” ternyata berbeda bentuknya karena disebabkan beberapa perbedaan kedalaman dari air.
2.    Kecepatan
Energi kinetis dari air merupakan kontrol bagi pegerakan sedimen. Sedimen yang berbutir halus tidak bisa terbentuk dalam lingkungan turbulensi terlalu tinggi.
3.    Temperatur
Temperatur akan mengontrol kelarutan dari CaCO3 dan kecepatan pertukaran zat atau unsur dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, sebagai contoh : populasi yang besar dari organisme dan karbonat jarang terdapat di dalam air dingin.
4,   Kegaraman
Merupakan kontrol penting bagi aktifitas biologis. Populasi dari hewan dan tumbuh-tumbuhan banyak yang dipengaruhi oleh kegaraman dari air.
5.    Eh (potensial oksidasi) dan pH (konsentrasi ion H)
Eh dan pH merupakan dua aspek kimia yang penting dalam lingkungan pengendapan, yang akan mengontrol sedimen dan dauna yang hidup di dasar.
6.    Bentuk Fisik dari Lingkungan Pengendapan
Bentuk fisik dari lingkungan pengendapan kerap kali mengontrol sedimen yang ada dalam cekungan. Bentuk fisik dari lingkungan pengendapan dapat berupa : kemiringan dari permukaan, kedalaman dari daerah deposisi.

Klasifikasi Lingkungan Pengendapan :
BLATT et al (1972), membagi lingkungan pengendapan menjadi empat kelompok besar, yaitu :
1.    Lingkungan darat (Terrigeneous) :
-        Alluvial fan
-        Dataran banjir
-        Lakustrin (basah, kering)
-        Padang pasir
-        Rawa (swamp)
-        Endapan es.
2.    Lingkungan campuran :
-        River Channel atau Distributary Channel (dan Lovec)
-        Estuarin
-        Teluk, Lagun
-        Paya-paya (marsh)
-        Intertidal, Supratidal, Bar dan Channel.

3.    Lingkungan laut dangkal (600 kaki):
-       Self banks (tidal dan non tidal)
-       Self basin (terbatasi iklim basah, iklim kering)
-       Gradded self
-       Paparan karbonat dan karang (berhubungan atau tidak dengan daratan)
-       Cekungan evaporit.
4.    Lingkungan laut dalam (batial : 600 – 6000 kaki, abisal : > 6000 kaki) :
-        Slope dan Canyon
-        Sub Marine Fan
-        Cekungan laut dalam (pelagik, terrigeneous)
-        Cekungan laut dalam tertutup (iklim basah dan kering)

BLATT et al (1972), memasukkan rawa ke dalam lingkungan pengendapan darat. 

TWENHOFEL (1950) ; KRUMBEIN dan SLOSS (1963), memasukkan marsh ke dalam lingkungan pengendapan darat, hal ini disebabkan marsh biasanya didapatkan bersama-sama dengan rawa, sedang perbedaan utama dari marsh dengan rawa adalah jenis tumbuh-tumbuhannya yang terdapat di dalam tubuh air tersebut.

BLATT, et al (1972), memasukan marsh ke dalam lingkungan pengendapan campuran, hal ini disebabkan karena marsh kebanyakan terdapat ditepi laut (pantai), selain dari pada itu ternyata jenis tumbuh-tumbuhan memberikan efek terhadap sedimen ataupun batuan yang terbentuk di dalam lingkungan pengendapan tersebut.


RAWA (SWAMPS)
Rawa adalah suatu tubuh air yang dangkal, air tersebut menempati permukaan tanah atau dataran, pada permukaan tanah tersbut banyak dijumpai tumbuh-tumbuhan (KRUMBEIN dan SLOSS, 1963).

Rawa adalah suatu dataran yang secara periodik tertutup atau tergenang oleh air, tumbuh-tumbuhan yang terdapat di tepi atau di dalamnya biasanya dari jenis kayu-kayuan, kadang-kadang disertai dengan semak-semak yang lebat (HO dan COLEMAN, 1969).

Air di dalam rawa umumnya air tawar, pada daerah yang berdekatan dengan laut airnya akan payau atau asin (KRUMBEIN dan SLOSS, 1963).

Menurut LAHEE (1962), rawa dapat terjadi dari :
-          lagun yang mengalami pendangkalan
-          penaikan dasar laut
-          penurunan daratan
-          topografi yang ada di sekitarnya.

Rawa biasanya mempunyai bentuk memanjang atau bulat telur (KRUMBEIN dan SLOSS, 1963), rawa laut umumnya mempunyai bentuk yang memanjang, sedang   rawa air tawar mempunyai bentuk  bulat telur.

Klasifikasi Rawa :
TWENHOFEL (1950), membagi rawa berdasarkan atas jenis air dan tumbuh-tumbuhannya, yaitu :
1.    Rawa Laut (Marine/parallic swamps) :
-          Grass-end-reed swamps.
-          Rawa bakau.
2.    Rawa air tawar :
-          Rawa yang berhubungan dengan cekungan, meliputi : rawa danau dan rawa sungai.
-          Rawa pada dataran atau permukaan yang kemiringannya kecil.


LAHEE (1962), membagi rawa berdasarkan atas tempat dimana rawa tersebut didapatkan. Meliputi :
1.    Rawa sisi bukit
2.    Rawa dataran pantai
3.    Rawa dataran delta
4.    Rawa dataran banjir.

Lingkungan Pengendapan Rawa (dilihat dari aspek fisiknya) :
Karakteristik dari rawa akan memberikan efek terhadap endapan yang ada di dalam rawa, baik mengenai tumbuh-tumbuhan atau keadaan dari airnya.

Energi di dalam rawa adalah energi kimia dan panas, merupakan energi yang paling besar, energi mekanis lebih kecil bila dibandingkan dengan kedua energi tersebut di atas (KRUMBEIN dan SLOSS, 1963 ; HO dan COLEMAN, 1969).

Menurut BATEMAN (1951), energi mekanis yang kecil ini disebabkan karena air yang masuk ke dalam rawa, dihasilkan dari sungai yang gradiennya kecil. Energi mekanis yang kecil ini akan mengakibatkan material yang mesuk ke dalam rawa berukuran halus, selain dari pada itu akar tumbuh-tumbuhan juga akan menyaring material yang masuk ke dalam rawa.

Menurut KRUMBEIN dan SLOSS (1963), material yang terdapat di dalam rawa terdiri dari batulanau dan lumpur, serta larutan garam dan gas yang berkembang di dalam rawa pada kondisi an aerobic.

Di dalam rawa pantai, material yang halus jarang dijumpai, hal ini disebabkan adanya pengaruh dari arus pasang surut akan mengakibatkan material yang masuk ke dalam rawa pantai berukuran pasir dan lanau. Akar tumbuh-tumbuhan akan mengakibatkan adanya pemilahan dari ukuran butirnya, semakin ke tengah ukuran butirnya semakin kecil (SCHOLL, 1962.b).

Endapan tipis dari batulempung yang terdapat  di bawah lapisan batubara biasanya berbentuk lensa, yang kadang-kadang memperlihatkan adanya laminasi (BATEMAN, 1951). Pengaruh dari akar tumbu-tumbuhan akan mengakibatkan laminasi mempunyai bentuk yang tidak beraturan (CONYBEARE, 1968).

Menurut TWENHOFEL (1950), adanya pengaruh dari arus yang terdapat di dalam rawa sungai akan menghasilkan perlapisan dari batulempung, batulanau dan batupasir. Disini kadang-kadang dijumpai Mud Crack.

Endapan dari oksida besi yang terdapat di dalam rawa air tawar biasanya tipis, banyak yang mempunyai struktur konkresi (TWENHOFEL, 1950).

Menurut CONYBEARY (1968), nodule siderit kadang-kadang terdapat melimpah di dalam rawa, yang kerapkali membentuk perlapisan, terutama di dalam rawa yang pengalirannya jelek (reduksi).

Adanya batubara kadang-kadang dapat digunakan sebagai tanda adanya ketidakselarasan (BATEMAN,1950).
 

Wednesday, 27 November 2013

ARTI TIDAL FLAT



Dataran pasang surut (tidal flat) luasnya dapat mencapai beberapa kilometer dan terbentuk disekitar laguna, belakang  barrier, pada estuarin dan delta yang didominasi oleh pasang surut (tidal). Ciri struktur sedimen dari pertengahan sampai bagian atas tidal flat merupakan variasi jenis dari ripple lamination yang umumnya memperlihatkan pola interferensi, yaitu kenaikan dari flaser, wavy dan lenticular bedding.
Meandering tidal creeks memotong tidal flat dan perpindahan lateralnya menghasilkan set pada laminasi pasir dan struktur channel. Umumnya terdapat burrow dan grazing trace fossil. Progradasi sedimen tidal flat biasanya membentuk sikuen yang menghalus ke arah atas, ditutupi oleh tanah atau lapisan evaporasi sabkha, dengan ketebalan ditunjukkan oleh jarak pasang surut purba (paleotidal).





Gbr. Lingkungan Dataran Pasang Surut (Tidal Flat) (after Reynolds, 1996).


Saturday, 23 November 2013

Tentang Letusan Gunungapi di Bumi Pertiwi

Bumi pertiwi adalah negara tercinta bagiku, kekayaan yang melimpah diberikan tuhan kepada negara ini, tetapi dibalik semua itu indonesia pun rawan akan bencana alam geologi. Dapat dicatat bahwa lebih dari 3 juta orang bermukim di zona rawan bencana letusan gunung api.
Letusan gunung api merupakan bencana alam geologi yang sering melanda indonesia. Setidaknya sekali dalam 3 tahun terjadi letusan gunung api yang berukuran cukup besar, sehingga mempengaruhi kehidupan penduduk sekitar. Di indonesia terdapat 129 gunung api aktif, atau lebih kurang 13% gunung api aktif di dunia.

Gunung api aktif indonesia ini menyebar sepanjang busur gunung api yang merentang dari aceh, melalui bukit barisan, pulau jawa, Nusa tenggara, Maluku, sampai ke sulewesi bagian utara yang kemudian menerus ke Filipina. Panjang busur Gunungapi ini kurang-lebih 7000 Km dengan lebar 40-60 km. Pada dasarnya yang bahaya akan letusan gunug api.
Bahaya letusan gunungapi bebrbentuk aliran batuan yang meleleh yang disebut lava dan bahan lepas berupa batuan panas yang disemburkan kepundan gunug api tersebut. Bahan lepas ini disebut piroklastik. Bahaya lainnya adalah gas racun dari mulut kepundan maupun dari rekahan atau retakan yang terdapat dari kaki gunung api tersebut.
Batuan yang dihembuskan tadi mengendap dan jika terkena air hujan maka membentuk lumpur kental yang bercampur dengan batuan berbagai ukuran. batuan tersebut hanyut seperti bubur lumpur yang terdiri atas air dan abu gunungapi yang kemudian mengalir mengikuti lembah. kejadian semacam ini sering terjadi di indonesia, seperti di Gunung Merapi dan Gunung Kelut. Dalam bahasa setempat dinamai dengan aliran lumpur ini disebut Lahar yang telah menjadi istilah internasional.

Thursday, 21 November 2013

Sekilas tentang Metallogenik

Endapan logam-logam jarang dibentuk dengan pelbagai cara dan sepintas nampaknya terserah secara tak terartur. Tetapi tidaklah demikian halnya, sebab penyelidikan lebih lanjut menunjukan tendesi-tendensi penting mengenai adanya endapan-endapan satu atau lebih logam yang mengelompokan dalam jalur-jalur geografi tertentu. Jalur-jalur ini yang didapati mengandung endapan bijih yang tinggi, memencar barangkali berates-ratus bahkan beribu-ribu mil luasnya, dan disebut metallogenic provinces. Dalam hal ini tetap menjadi rahasia geologi . sebuah teka-teki misialnya ialah bahwa tidak ada bukti yang
menunjukan bahwa batuan di suatu daerah lebih kaya akan logam –logam jarang daripada volume batuan-batuan yang serupa tetapi gersang akan endapan, dimanapun diatas bumi. Untuk mengetahui mengapa daerah itu terbentuk, mengapa endapan individual masing-masing itu ada, dan untuk mencari ebdapan-endapan yang lain yang akhir-akhir ini dirahasiakan, maka kita harus mempelajari seluruh sejarah geologi daerah tersebut dan memsiahkan fajtor atu factor-faktor pembentukan bijih.  

Wednesday, 20 November 2013

Arti Fosil itu dan Perkembangannya

kali ini tentang fosil ....
fosil apaan yaaa..??
nah langsung saja saya akan memberikan informasi apa yang sebenarnya arti fosil itu dan perkembangannya..

Dalam banyak lapisan kita temukan sisa atau bekas jasad yang pernah hidup didekat tempat diendapkannya sedimen-sedimen itu. sisa-sisa dan bekas-bekas tadi dinamakan orang fosil, suatu kata yang bersal dari kata kerja bahasa latin yaitu Fodere, yang berarti menggali.
Bagi stratigrafi fosil  itu sebagi petunjuk mengenai suasana tempat pembentukan sedimen, maupun sebagi alat korelasi.

Aristoteles dalam abad keempat sebelum tarich Masehi masih menggarp fosil sebagi benih machluk hidup - suatu pendapat yang karena kewibawaanya dapat bertahan hampir dua ribu tahun lamanya. Leonardo da Vinci (1454-1519) sudah mempunyai pendapat yang sangat moderen tentang batu. yang didapatkanya  berhubungan dengan lapisan batuan ditanah pegunungan. ditunjukannnya kulit kerang itu tentu terjadi didasar lautan., selanjutnya pegunungan terjadi karena pengangkatan cekungan yang dahulu adalah lautan.
Nicholas Steno (1638-1678), tabib dan ahli anatomi juga mempunyai pendapat mengenai sedimen yang tepat benar. Ia meminta perhatian kita tentang perlapisan dan keadaanya. yang kebanyakan telah terjadi didalam air. Ia juga berkesimpulan bahwa pegunungan pada suatu ketika adalah dasar laut.
Penyelidikan fosil bersistem yang pertama mungkin dilakukan oleh profesor Beringer. pada tahun 1700 di jerman . Dalam tahun 1726 ia menerbitkan sebuah buku ia menerbitkan sebuah buku yang banyak berisi gambaran serta uraian tentang fosil. di jerman selatan  dan kebanyakan bentuk yang telah diperkirakan berasal pula dari lapisan yang ada disana dan banyak mengandung fosil itu. Tetapi diantar fosil yang tulen terdapat pula gambaran anekaragam mahkluk aneh, seperti misalnya labah dengan kepala burung. profesor yang budiman itu telah memberikan nama benda tadi dan dijilid serta ditebitkan hasil kerjanya itu. Pada suatu hari ia menemukan sebuah batu yang berbentuk seperti manusia yang pada punggungya bertuliskan namanya. sendiri.   Sang profesor itu telah menjadi korban sifatnya sendiri yang tak dapat menganggap perbuatan muridnya itu sebagai lelution.  ia telah menjadi gila dan tak lama kemudian meninggal akibat patah hati. .
Bahwa profesor itu begitu mudah percaya kepada penipuan disebabkan pada ketika itu pendapat umum ialah bahwa fosil haruslah diterangkan sebagi ciptaan tuhan yang gagal, meskipun telah ada karangan da vinci dan steno. 
Baru pada abad ke 18 dan permulaan abad 19 fosil dikenal lagi sebagi sisa-sisa jasad. Kemudian dimana-mana terdapat literatur yang bersifat pemerian dan sistematik. maka terciptalah dasar keilmuan bagi paleontologi dan stratigrafi.
Pelopor- pelopor yang terpenting dari pertengahan pertama abad ke 19 ialah Von Buch, Schlotheim, Haidinger, Brenn, , Gold fuss di jerman, Reuss, dan Cjczek di Austria, Cuvier, Brogniart, Deshayes, d'Orbigny, Lamarck diperancis, dan Conybeare, sedgwick, Owen, Murchison, Philips, Sowerby di inggris.  Maka dalam waktu beberapa puluh tahun saja telah dibentuk dasar-dasar yang sampai sekrang masih dilanjutkan.

Tuesday, 19 November 2013

melangkah ngeblog lagi

hay sobat kembali saya akan ngepost tentang yang berhubungan dengan yang namnya Geologi, Setelah lama tidak bergelut dengan  yang namanya internet dikarnkan keterbatasan untuk berhubungan dengan dunia maya ini. hari ini speedypun menghampiri untuk mempersilahkan  menggunakan layanan internet tapi harus dibaya per bulannya ya. :D, internetpun siap menjadi kawan setiap waktu (Bahagia). Kali ini saya akan mencoba menuliskan tentang sedikit pengetahuan saya tentang geologi yang  diambil dari berbagai informasi sperti dari kuliah, internet, seminar, dan buku tentunya. ditunggu postnya.....!!!