Volkanostratigrafi
atau stratigrafi gunungapi adalah ilmu yang mempelajari urut-urutan dari
rekaman kegiatan volkanik, terutama kegiatan yang disaksikan oleh gunungapi.
Stratigrafi dalam pemetaan vulkanik didasarkan pada ganesa dan paleovulkanismenya.
Penamaan satuan volkanostratigrafi diawali dengan cara pengendapan , jenis
batuan, dan sumber letusan atau geografi.
Satuan volkanostratigrafi adalah
satuan-satuan lapisan yang terpetakan yang
terpetakan terdiri dari batuan vulkanik yang terbentuk di darat
(subaerially) atau di dalam air (subaqueously) oleh proses vulkanik.
Beberapa macam satuan
vulkanostrigrafi yang dikenal yaitu :
1. Aliran
lava, lava banjir, aliran lava pahoehoe, aliran lava aa, aliran lava bongkah.
2. Endapan
subaqueous dan interglasial (basalt).
3. Lahar,
terbentuk dari breksi tuff, batu breksi lapili, dan tuff lapili dengan berbagai
komposisi.
4. Endapan
debris avalanche, endapan bongkah dan
abu dengan komposisi mirip lahar.
5. Aliran
lapa piroklastik, mirip dengan endapan aliran lumpur dan avalanche, tetapi
prosentase fragmen yang lebih kasar berkomposisi silika lebih sedikit.
6. Ignimberite,
aliran abu terdiri dari batuapung, abu, kadang-kadang cinder basalt, yang
terbentuk endapan tefra.
Fasies
gunung api dapat dibagi menjadi fasies sentral, fasies proksimal, fasies
medial, dan fasies distal berdasarkan komposisi batuan penyusunnya (Bogie &
Mackenzie, 1998) (Gambar ).
Gambar . Pembagian fasies gunung api menjadi fasies sentral,
fasies proksimal, fasies medial, dan fasies distal beserta komposisi batuan
penyusunnya (Bogie & Mackenzie, 1998).
Fasies
sentral merupakan bukaan keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan. Oleh
sebab itu daerah ini dicirikan oleh asosiasi batuan beku yang berupa kubah lava
dan berbagai macam batuan terobosan semi gunung api (subvolcanic intrusions) seperti halnya leher gunung api (volcanic necks), sill, retas, dan kubah
bawah permukaan (cryptodomes). Batuan
terobosan dangkal tersebut dapat ditemukan pada dinding kawah atau kaldera
gunung api masa kini, atau pada gunung api purba yang sudah tererosi lanjut.
Selain itu, karena daerah bukaan mulai dari conduit atau diatrema sampai dengan
kawah merupakan lokasi terbentuknya fluida hidrotermal, maka hal itu
mengakibatkan terbentuknya batuan ubahan atau bahkan mineralisasi. Apabila
erosi di fasies sentral ini sangat lanjut, batuan tua yang mendasari batuan
gunung api juga dapat tersingkap.
Fasies
proksimal merupakan kawasan gunung api yang paling dekat dengan lokasi sumber
atau fasies pusat. Asosiasi batuan pada kerucut gunung api komposit sangat
didominasi oleh perselingan aliran lava dengan breksi piroklastika dan
aglomerat. Kelompok batuan ini sangat resistan, sehingga biasanya membentuk
timbulan tertinggi pada gunung api purba.
Fasies
medial, karena sudah lebih menjauhi lokasi sumber, aliran lava dan aglomerat
sudah berkurang, tetapi breksi piroklastika dan tuf sangat dominan, dan breksi
lahar juga sudah mulai berkembang.
Sebagai
daerah pengendapan terjauh dari sumber, fasies distal didominasi oleh endapan
rombakan gunung api seperti halnya breksi lahar, breksi fluviatil, konglomerat,
batupasir, dan batulanau. Endapan primer gunung api di fasies ini umumnya
berupa tuf. Ciri-ciri litologi secara umum tersebut tentunya ada kekecualian
apabila terjadi letusan besar sehingga menghasilkan endapan aliran piroklastika
atau endapan longsoran gunung api yang melampar jauh dari sumbernya. Pada pulau
gunung api ataupun gunung api bawah laut, di dalam fasies distal ini batuan
gunung api dapat berselang-seling dengan batuan nongunung api, seperti halnya
batuan karbonat.
Tabel
1. Dan tabel 2 meberikan gambaran ciri khusus yang dimilki oleh suatu endapan
gunung api berdasarkan tekstur , ukuran butir, dan kenampakan di lapangan.
SATUAN BATUAN
|
CIRI
|
KETERANGAN
|
Aliran piriklasik
|
-mirip dengan endapan alavalanche,
dibedakan dengan kehalusan dan bongkah yang tersebar. Terbatas pada lereng
dan tofografi rendah, bentuk lobate.
|
-distal, proksimal ; 1 – 1000 km2,
tebal 10 – 200m.
|
Ignimbrites, aliran debu
|
- Semburan gas panas, campuran
bongkah, lapili, batuapung, banyak endapan
debu berlapis. Bersal dari pusat gunungapi , kerucut parasit, atau
rekahan. Dapat diremas samapi sangat keras, kompak, masif. Perlapisan
dihasilkan oleh perbedaan pengelasan dan zona kristalin. Permukaan halus,
tertutup debu dan batuapung. Terbatas pada daerah topografi rendah.
|
- Distal , proksimal ; 100 – 100000 km2,
tebal 10 – 100 m.
|
Endapan Jatuhan Debu
|
Tutupan debu, berasal dari kawah atau
kerucut parasit, dapat diremas, terkompaksi oleh penimbunan dan semenstasi.
Berlapisan berdasarkan ukuran fragmen, kompsisi, warna dan volume erupsi yang
dikeluarkan. Permukaan halus menutupi topografi.
|
- Distal, proksmila, pusat ; basaltik
cinder pusat 1 -1000 km2 , 1000 – 1000000 km2 , tebal
0,1 – 10 m.
|
Tabel 1. Satuan batuan untuk vulkanostratigrafi (1).
SATUAN BATUAN
|
CIRI
|
KETERANGAN
|
Aliran
lava
-pahoehoe
basalt
-Pahoehoe
lava (basalt andesit)
-
Aa Lava
-Bongkah
Lava
|
-Lava
cair dalam volume besar keluar dengan kecepatan yang tinggi dari rekahan
sepanjang 0,5 – 10 km, menempati daerah topografi rendah.
-Volume
lava cair lebih sedikit dibanding pahoehoe basalt, keluar dari rekahan atau
pusat erupsi.
-
Cairan lava dalam jumlah sedikit, umumumnya keluar dari pusat erupsitau
rekahan perlapisan larutan teramati
-Volume
lebih sedikit , keluar dari pusat
membentuk pola lobate pada kemiringanlereng, permukaan tidak teratur,
rekahan memanjang. Perlapisan larutan teramati dengan jelas.
|
-
Distal ; 100 – 100.000 km2 , tebal antara <10 100="" m.="" o:p="">10>
|